Dengan cepat aku ngesot, karena takut bila tiba-tiba
ada orang yang baru datang dan tertawa melihatku. Ketika sampai di sebrang, aku
tersenyum puas sudah melewati 2 rintangan yang sulit. Sungguh, ngesot di danau
yang membeku cukup menyenangkan. Aku pun berjalan lagi. Sekarang hari sudah
benar-benar gelap. Aku ketakutan. Aku pun mempercepat langkah kakiku untuk yang
kedua kali nya. Aku pun memikirkan kondisi perut ku yang belum terisi. Sekarang
aku benar-benar lapar. Tak lama, aku melihat banyak pohon-pohon. Sepertinya itu
kebun. Aku lega karena semakin dekat dengan pohon itu, semakin jelas bahwa itu
adalah pohon apel. Aku bisa mengisi perut ku sekarang.
Secara
otodidak, dengan beberapa kali terjatuh, akhirnya aku berhasil memanjat pohon dan
hinggap (?) di salah satu dahan. Tanpa ragu, aku memetik 5 buah apel untuk aku
makan sendiri. Ketika sampai di bawah, aku berpikir bahwa sepertinya 5 apel
untuk di makan sendiri itu terlalu banyak. Tetapi karena apel yang sudah di
petik tidak bisa di kembalikan lagi ke pohonnya, jadi aku diamkan saja. Berkah
untuk semut. Ternyata, 5 apel itu habis dimakan sendiri oleh ku. Tanpa bantuan
semut. Dan percaya deh, aku memikirkan untuk memanjat dan mengambil 2 buah apel
untukku lagi.
Tapi
kuurungkan niat ku karena memanjat itu lelah. Jadi aku berjalan kembali menuju
pegunungan gramy. Baru sekitar 50 meter aku berjalan, terdapat rintangan lagi.
Beberapa ekor ular raksasa serta seekor alligator berada di hadapan ku. Aku
menelan ludah. Seketika wajah ku pucat pasi. Pasti hewan-hewan itu berpikir
bahwa ada’ jerapah’ lezat di hadapan nya. Aku tidak tau akan berbuat apa di
situasi seperti ini. Aku tetap berdiri mematung. Dan satu lagi keajaiban
terjadi. Ada sekitar 5 ekor kancil yang baru datang dari arah ku. Lalu,
ular-ular tersebut serta alligator lapar itu memangsa kelima kancil itu. Ini
kesempatan ku untuk kabur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar